Isra Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ: Perjalanan Agung dari Bumi ke Langit
- account_circle redaksiberitalintas@gmail.com
- calendar_month Kam, 12 Jun 2025
- visibility 157
- comment 0 komentar

BERITALINTAS.COM – Salah satu peristiwa teragung dalam sejarah Islam adalah Isra dan Mi’raj, sebuah perjalanan luar biasa yang dialami oleh Rasulullah Muhammad ﷺ. Perjalanan ini bukan hanya mencengangkan karena sifatnya yang supranatural, tetapi juga penuh makna spiritual yang mendalam bagi umat Islam. Isra Mi’raj menjadi bukti nyata keistimewaan Nabi Muhammad ﷺ sebagai utusan terakhir, sekaligus bentuk kemuliaan dan kasih sayang Allah ﷻ kepada umat-Nya.
Makna dan Waktu Terjadinya
Isra Mi’raj terjadi pada masa-masa sulit dalam kehidupan Nabi Muhammad ﷺ. Tahun tersebut dikenal sebagai ‘Aam al-Huzn atau Tahun Kesedihan, karena wafatnya dua orang terdekat beliau: sang paman Abu Thalib dan istri tercinta, Khadijah binti Khuwailid. Di saat itulah, Allah memberikan hiburan, kemuliaan, dan penguatan hati melalui perjalanan Isra dan Mi’raj.
Meskipun tidak disebutkan secara pasti dalam Al-Qur’an kapan peristiwa ini terjadi, para ulama sepakat bahwa itu berlangsung sebelum hijrah ke Madinah, sekitar tahun ke-10 kenabian.
Isra: Perjalanan Malam dari Mekkah ke Palestina
Tahap pertama dari perjalanan ini disebut Isra. Dalam satu malam, Rasulullah ﷺ diperjalankan oleh Allah ﷻ dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Perjalanan ini menggunakan kendaraan khusus yang disebut Buraq, digambarkan sebagai makhluk yang lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal, dan sangat cepat dalam berlari.
Setibanya di Masjidil Aqsa, Rasulullah ﷺ menjadi imam shalat bagi para nabi terdahulu, seperti Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan lainnya. Hal ini bukan hanya simbol kehormatan, tetapi juga pengakuan bahwa Muhammad ﷺ adalah pemimpin para nabi dan seluruh umat manusia.
Peristiwa Isra ini diabadikan dalam Al-Qur’an:
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. Al-Isra: 1)
Mi’raj: Perjalanan Naik ke Langit
Setelah Isra, Rasulullah ﷺ melanjutkan perjalanan naik ke langit, tahap ini disebut Mi’raj. Dibersamai oleh Malaikat Jibril, Nabi Muhammad ﷺ menembus lapisan demi lapisan langit hingga mencapai Sidratul Muntaha, sebuah tempat di atas langit ketujuh yang menjadi batas pengetahuan makhluk.
Di setiap lapisan langit, beliau disambut oleh nabi-nabi sebelumnya:
✅ Langit Pertama: Bertemu Nabi Adam, bapak umat manusia.
✅ Langit Kedua: Bertemu Nabi Isa dan Nabi Yahya, dua nabi yang memiliki hubungan kekeluargaan dan membawa risalah yang besar.
✅ Langit Ketiga: Bertemu Nabi Yusuf, yang dikaruniai rupa paling indah.
✅ Langit Keempat: Bertemu Nabi Idris, dikenal sebagai nabi yang rajin dan ahli ibadah.
✅ Langit Kelima: Bertemu Nabi Harun, saudara Nabi Musa yang dikenal lembut hati.
✅ Langit Keenam: Bertemu Nabi Musa, yang menangis karena umat Nabi Muhammad akan lebih banyak masuk surga dibandingkan umatnya.
✅ Langit Ketujuh: Bertemu Nabi Ibrahim, bapak para nabi, yang sedang bersandar di Baitul Ma’mur, tempat thawaf para malaikat.
Sidratul Muntaha dan Perintah Shalat
Puncak perjalanan Mi’raj adalah ketika Rasulullah ﷺ tiba di Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang tidak bisa dilampaui makhluk mana pun kecuali dengan izin Allah. Di sinilah Nabi Muhammad ﷺ menerima langsung perintah shalat lima waktu, tanpa perantara malaikat.
Awalnya, Allah mewajibkan 50 kali shalat dalam sehari. Namun, setelah berdialog dengan Nabi Musa di langit keenam yang menyarankan agar meminta keringanan karena umat Muhammad tidak akan mampu, Rasulullah ﷺ kembali beberapa kali kepada Allah hingga akhirnya shalat diringankan menjadi lima waktu, namun dengan pahala tetap seperti 50 kali shalat.
Ini menunjukkan betapa mahalnya ibadah shalat—bukan hanya rutinitas, tetapi hadiah istimewa dari langit untuk umat Islam.
Makna dan Hikmah Isra Mi’raj
Isra Mi’raj bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual penuh makna, yang mengandung banyak pelajaran bagi kita:
- Keimanan kepada hal ghaib
Bagi yang imannya kuat, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Perjalanan langit dalam satu malam bisa terjadi atas kehendak-Nya. - Kedudukan Rasulullah ﷺ yang tinggi
Diangkatnya Nabi ke langit dan disambut para nabi terdahulu menunjukkan betapa agung kedudukan beliau di sisi Allah. - Shalat sebagai tiang agama
Satu-satunya ibadah yang diperintahkan langsung oleh Allah kepada Rasulullah ﷺ di langit adalah shalat. Ini menjadi pengingat agar kita menjaga dan memuliakan shalat. - Kesabaran menghadapi ujian
Perjalanan ini datang setelah cobaan besar dalam hidup Rasulullah. Ini menjadi pesan bahwa setelah kesulitan pasti datang kemudahan dan pertolongan Allah.
Penutup
Isra Mi’raj bukan sekadar peristiwa sejarah. Ia adalah cermin keagungan Allah dan kemuliaan Rasulullah ﷺ. Kisah ini mengajarkan kita untuk yakin pada kekuasaan Allah, mencintai Rasul, dan memperkuat hubungan dengan Allah melalui shalat.
Semoga dengan memahami Isra Mi’raj, kita semakin dekat kepada Allah dan meneladani Nabi Muhammad ﷺ dalam setiap langkah kehidupan.
- Penulis: redaksiberitalintas@gmail.com
- Editor: Idnas