Kader Perempuan PKN Bergerilya Sosialisasikan Prof Udin & Cece Dessy: “Gemoi dan Cion untuk Pangkalpinang Lebih Baik”
- account_circle Tim
- calendar_month Sen, 4 Agu 2025
- visibility 14
- comment 0 komentar

Pangkalpinang, Beritalintas.com – Di tengah hiruk-pikuk aktivitas pagi, sekelompok ibu-ibu dengan semangat luar biasa tampak menyusuri lingkungan di Kota Pangkalpinang. Mereka bukan hanya sekadar berkumpul atau berbincang biasa—mereka adalah para kader perempuan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang sedang bergerilya menyosialisasikan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang nomor urut 3, Prof. Saparudin dan Dessy Ayutrisna, atau yang akrab dikenal dengan sebutan Prof Udin dan Cece Dessy.
Sosialisasi ini dipimpin langsung oleh tokoh perempuan senior PKN, Ibu Aching (Stella) yang dikenal sebagai sosok yang teguh, cerdas, dan penuh semangat dalam memperjuangkan perubahan. Dengan suara tegas namun penuh kehangatan, Ibu Aching (Stella) terus mengajak warga—terutama kaum ibu—untuk tidak lagi sekadar berharap, tetapi bergerak bersama mewujudkan Pangkalpinang yang lebih baik.
“Kami ini bukan cuma sekadar tim kampanye. Kami adalah para ibu yang ingin anak-anak kami bisa hidup di kota yang lebih tertata, aman, dan punya masa depan,” ujar Ibu Aching saat ditemui dalam kegiatan door to door, Senin (4/8/2025).
Filosofi “Gemoi” dan “Cion” Jadi Narasi Akar Rumput
Dalam setiap perjumpaan dengan warga, para ibu ini menyampaikan dua filosofi kampanye yang menjadi ciri khas Prof Udin dan Cece Dessy: “Gemoi” dan “Cion.”
“Gemoi” adalah akronim dari Gerakan Modernisasi dan Inovasi, yang mencerminkan visi pasangan ini untuk mewujudkan Pangkalpinang yang sejahtera, inklusif, dan berbasis teknologi serta budaya lokal. Sementara itu, “Cion” diangkat dari ekspresi khas warga Tionghoa Bangka—tongin fangin jit jong—yang bermakna bersatu hati, satu tujuan. Dalam konteks ini, “Cion” dimaknai sebagai semangat menjadikan Pangkalpinang semakin cantik dan dicintai.
“Cion itu artinya kita jaga kota ini dengan cinta. Jangan pilih karena iming-iming sesaat, tapi pilihlah yang punya rekam jejak dan gagasan,” jelas salah satu kader bernama Ibu Echy.
Sosialisasi yang Humanis dan Akrab
Berbeda dari kampanye formal yang kaku, gerilya para ibu ini berlangsung penuh kehangatan. Mereka menggelar diskusi di teras rumah, mendengar keluhan warga tentang air bersih, BPJS, harga sayur, hingga jalan rusak. Setiap dialog dibuka dengan senyum dan sapaan khas, lalu dilanjutkan dengan menjelaskan program-program unggulan Prof Udin dan Cece Dessy.
“Kalau Prof Udin itu orang pendidikan, jadi dia ngerti pentingnya sekolah yang layak untuk anak-anak. Cece Dessy juga sosok perempuan muda yang peduli perempuan dan UMKM,” ungkap Ibu Desi, kader lainnya, saat menyampaikan materi di hadapan ibu-ibu pengajian.
Targetkan Basis Keluarga, Perempuan, dan UMKM
Sasaran utama dari kegiatan ini adalah keluarga kelas menengah bawah, pelaku UMKM, dan komunitas perempuan. Kader PKN meyakini bahwa perubahan di kota tidak cukup dimulai dari atas, tapi harus ditanamkan dari keluarga—dari dapur, dari ruang belajar anak-anak, hingga kios kecil di pinggir jalan.
Program unggulan Prof Udin dan Cece Dessy seperti BPJS gratis untuk ibu hamil dan lansia, digitalisasi UMKM, revitalisasi pasar tradisional, dan taman ramah anak menjadi amunisi utama yang mereka sampaikan.
“Kami tidak mau janji palsu. Kami hanya menyampaikan apa yang memang bisa dikerjakan, dan akan diawasi bersama,” tegas Ibu Aching (Stella).
Antusiasme Masyarakat Menguat
Dukungan warga terhadap Paslon nomor urut 3 terlihat makin menguat. Beberapa warga yang awalnya ragu mulai terbuka setelah melihat kesungguhan para kader.
“ini adalah gerakan tulus yang ingin bersama melihat kota Pangkalpinang lebih baik.
Dengan langkah pasti dan suara lantang, para kader perempuan PKN yang dikomandoi Ibu Aching (Stella) bergerak membawa semangat Gemoi dan Cion untuk mewujudkan Pangkalpinang yang sejahtera dan dicintai.
“Ayo pilih nomor 3, Prof Udin dan Cece Dessy! Untuk Pangkalpinang lebih baik
Pangkalpinang tak hanya butuh pembangunan fisik, tetapi juga sentuhan hati dan kepedulian nyata. Dan dari tangan-tangan para ibu yang tak kenal lelah ini, perubahan itu perlahan mulai bergerak.(*)
- Penulis: Tim
- Editor: Idnas