Debat Publik Kedua Pilkada Pangkalpinang: Pasangan Udin–Dessy Tawarkan Transformasi Sosial-Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal
- account_circle Tim
- calendar_month Rab, 20 Agu 2025
- visibility 36
- comment 0 komentar

PANGKALPINANG, BERITALINTAS.COM – Debat publik kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ulang Pangkalpinang 2025 kembali menyedot perhatian warga. Dalam forum yang digelar pada Selasa (19/8/2025)), pasangan calon nomor urut 3, Prof. Saparudin atau akrab disapa Prof. Udin, bersama calon wakilnya, Dessy Ayutrisna (Cece Dessy), tampil percaya diri dengan gagasan yang mereka sebut sebagai “transformasi sosial-ekonomi berbasis kearifan lokal”.
Momen paling menyentuh terjadi ketika Cece Dessy menyampaikan pidato pembukaannya. Dengan nada tulus, ia menegaskan bahwa kehadirannya dalam kontestasi politik ini bukan semata demi jabatan, melainkan panggilan hati sebagai putri daerah yang tumbuh besar di Pangkalpinang.
“Saya hadir di sini bukan hanya sebagai calon wakil wali kota. Saya hadir sebagai anak yang lahir di kota ini, sebagai seorang ibu yang memahami keresahan keluarga kecil, sekaligus sebagai perempuan Pangkalpinang yang ingin melihat kampung halamannya lebih maju,” ucapnya.
Cece menggambarkan kondisi nyata yang dirasakan masyarakat sehari-hari, mulai dari para ibu rumah tangga yang berjuang menjaga dapur tetap mengepul, para ayah yang memikirkan biaya pendidikan anak, hingga orang tua yang kesulitan mengakses layanan kesehatan. Ia menyinggung pula soal Universal Health Coverage (UHC) yang hingga kini belum sepenuhnya dirasakan warga.
“UHC harus benar-benar terwujud. Jangan sampai ada warga Pangkalpinang yang ragu berobat hanya karena takut tidak mampu membayar,” tegasnya.
Tak hanya soal kesehatan, pasangan ini juga menjanjikan pembangunan infrastruktur yang lebih merata, penciptaan lapangan kerja baru, serta pelayanan publik yang lebih responsif. Menurut Cece, pelayanan pemerintah harus bertransformasi, tidak birokratis, tetapi cepat, ramah, dan berpihak kepada rakyat kecil.
Lebih jauh, Cece menekankan pentingnya menjaga harmoni sosial dan kelestarian lingkungan. Baginya, kerukunan antarwarga dan warisan budaya lokal merupakan modal utama yang tidak boleh dikorbankan demi pembangunan.
“Pangkalpinang ini indah karena keberagamannya. Kita bisa rukun karena saling menghormati. Itulah warisan yang harus kita rawat bersama,” katanya.
Sementara itu, Prof. Udin memperkuat paparan dengan menegaskan arah pembangunan yang mereka usung: menciptakan Pangkalpinang yang seimbang, berdaya saing, inklusif, amanah, rukun, serta tangguh menghadapi tantangan global.
“Kami tidak datang membawa janji manis, tapi membawa tekad dan cinta untuk kota ini. Bersama masyarakat, dengan doa dan kerja keras, kite pacak membangun Pangkalpinang jadi kota yang lebih maju dan manusiawi,” tutup Prof. Udin dengan optimisme.
Debat publik ini menjadi salah satu momentum penting bagi masyarakat untuk menilai secara langsung gagasan setiap pasangan calon. Pasangan Udin–Dessy tampak berupaya menguatkan citra mereka sebagai pemimpin yang mengakar di masyarakat sekaligus memiliki visi pembangunan yang progresif.(*)
- Penulis: Tim
- Editor: Idnas